Penyelenggaraan pemilu 2024 adalah amanat undang-undang untuk memilih pemimpin pilihan rakyat Indonesia periode 2024-2029. Proses demokrasi ini menjadi hajatan seluruh lapisan masyarakat dan sangat rawan untuk dicampuri, disusupi hal-hal yang tidak diinginkan.
Proses pemilu pada sejatinya peristiwa yang ditunggu-tunggu. Agar pemilu berjalan lancar maka diperlukan lembaga-lembaga untuk mengawasi dan memastikan pemilu berjalan netral, lancar dan sesuai peraturan perundang-undangan. KPU dan Bawaslu adalah lembaga-lembaga negara yang bertugas untuk menyelenggarakan, mengawasi, pengendalian termasuk penyelesaian sengketa dalam proses pemilihan umum.
Anggaran untuk pemilu 2024 juga tidka sedikit hampir menyentuh 76 triliun yang digunakan untuk pengadaan alat dan logistik serta pendukung lainnya. Belum lagi SDM yang dikerahkan untuk mensukseskan hajatan masyarakat Indonesia ini, dapat dipastikan akan melibatkan banyak orang. Jadi, sangat perlu bahwa pemilu berjalan dengan lancar dan netral dari kepentingan kelompok tertentu.
Anies Baswedan ingatkan negara jangan cawe-cawe
Tapi, sepertinya proses pemilu 2024 ada berbagai pihak yang mulai cawe-cawe atau ikut campur dalam pesta demokrasi ini. Menurut Anies Baswedan (bakal calon presiden 2024) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) bahwa banyak kekhawatiran yang muncul akibat sikap presiden Jokowi yang cwe-cawe atau ikut campur dalam pilpres 2024. Diantaranya khawatir muncul kriminalisasi dan perlakuan tak adil yang mungkin akan diterima pasangan capres cawapres yang akan berkompetisi. Anies berharap bahwa hal tersebut hanya kekhawatiran dan tidak berpengaruh pada pelaksanaan pemilihan umum.
Anies Baswedan berkata “itulah hanya kekhawatiran saja, semoga pemilu tetap seperti pemula, pilpres seperti semula, setiap partai punya hak yang sama untuk mencalonkan, setiap caleg punya hak yang sama untuk berkampanye dan mendapatkan perlakuan yang sama. Begitu juga dengan setiap capres memiliki hak yang sama. Penyelenggara juga melakukan ini dengan fair, dengan baik dan netral”.
Anies Baswedan yang merupakan mantan gubernur DKI Jakarta periode tahun 2017-2022 lebih memilih untuk melakukan adu gagasan, adu kerja, adu ide dibandingkan dengan memberitakan berita berita bohong atau hoax.
Sudah saatnya pesta demokrasi dijadikan ajang adu visi misi, adu ide, adu hal-hal positif yang membawa kebaikan untuk negeri ini. Ketika cara yang dilakukan baik maka tujuanpun akan jadi lebih baik. Sudah saatnya Indonesia dipimpin oleh pemimpin-pemimpin yang baik dan memberikan manfaat untuk masyarakat. Dan sudah saatnya semua aparatur negera netral dan tidak memihak golongan atau kelompok tertentu dan menggunakan jabatannya untuk kepentingan kelompok.
Pemilu 2024 adalah pesta demokrasi seluruh rakyat Indonesia, usah saatnya suara rakyat menang diatas kepentingan siapapun